Sejarah Nabi Muhammad dengan Wanita Tua - Rasulullah Saw adalah teladan bagi seluruh umat manusia yang telah Allah berikan kelebihan diantara manusia yang ada untuk memimpin dunia ini agar manusia selamat dari murka Allah Swt sebagaimana firman-Nya, ’’Katakanlah hai manusia sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu semua yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasulnya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat kalimatnya {Kitab kitabNya} dan ikutilah dia supaya kamu dapat petunjuk”. (Qs. 7 ayat 8)
Dan tidaklah kami mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka niscaya mereka mendapati Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang. (Qs. 4 ayat 64).
Sejarah Nabi Muhammad dengan Wanita Tua
Namun demikian masih saja ada di antara orang-orang yang begitu mendalam kebenciannya kepada Rasul bahkan bukan hanya sekedar mereka benci tapi juga mereka musuhi dan ancam keselamatan jiwa Rasul namun semua itu dihadapi oleh Rasul dengan penuh kesabaran tanpa rasa dendam, dan itulah yang membuat mereka yang benci berbalik arah dan menyatakan keislamannya, hal ini pun dialami seorang wanita tua karena ketidak tahuannya kepada Rasul dan hanya mendengar dari orang-orang yang membisikkan kebencian, akhirnya ia pun ikut membenci Rasulullah Saw.
Tersebutlah seorang wanita tua yang sedang melintasi gurun pasir dengan membawa beban yang berat. Walaupun tampak sangat kepayahan, namun ia tetap berusaha membawa barang bawaannya dengan sekuat tenaga. Tak lama kemudian, seorang laki-laki muda datang dan menawarkan diri untuk mengangkat bawaannya. Wanita malang itu menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Laki-laki itu pun mengangkat bawaannya kemudian mereka berjalan beriringan.
“Senang sekali kamu mau membantu dan menemani, saya sangat menghargainya”, kata wanita itu. Ternyata ia adalah seorang wanita yang senang berbicara. Laki-laki itu pun dengan sabar mendengarkan sambil tersenyum tanpa pernah menginterupsinya. Suatu saat dia berkata pada laki-laki tersebut, “Anak muda, selama kita berjalan bersama, saya hanya punya satu permintaan. Jangan berbicara apapun tentang Muhammad! Gara-gara dia, tidak ada lagi rasa damai dan saya sangat terganggu dengan pemikirannya. Jadi sekali lagi, jangan berbicara apapun tentang Muhammad!”.
Dia lalu melanjutkan lagi, “Orang itu benar-benar membuat saya kesal. Saya selalu mendengar nama dan reputasinya kemana pun saya pergi. Dia dikenal berasal dari keluarga dan suku yang terpercaya, tapi tiba-tiba dia memecah belah orang-orang dengan mengatakan bahwa Tuhan itu satu.”
“Dia menjerumuskan orang yang lemah, orang miskin, dan budak-budak. Orang-orang itu berpikir mereka akan dapat menemukan kekayaan dan kebebasan dengan mengikuti jalannya,” wanita itu melanjutkan dengan kesal. “Dia merusak anak-anak muda dengan memutarbalikkan kebenaran. Dia meyakinkan mereka bahwa mereka kuat dan bahwa ada suatu tujuan yang bisa diraih. Jadi anak muda, jangan sekali-kali kamu berbicara tentang Muhammad!”
Tak lama kemudian, mereka sampai ke tempat tujuan. Laki-laki itu menurunkan barang bawaannya. Wanita tua itu menatapnya sambil tersenyum penuh terima kasih. “Terima kasih banyak, anak muda. Kamu sangat baik. Kemurahan hati dan senyuman kamu itu sangat jarang saya temukan. Biarkan saya memberi kamu satu nasihat. Jauhi Muhammad! Jangan pernah memikirkan kata-katanya atau mengikuti jalannya. Kalau kamu lakukan itu, kamu tidak akan pernah mendapatkan ketenangan. Yang ada hanya masalah.”
Pada saat laki-laki itu berbalik menjauh, wanita itu menghentikannya, “Maaf, sebelum kita berpisah, boleh saya tahu namamu, anak muda?” Lalu laki-laki itu memberitahukannya dan wanita itu terkejut setengah mati.
“Maaf, apa yang kamu bilang? Kata-katamu tidak terdengar jelas. Telinga saya semakin tua, terkadang saya tidak bisa mendengar dengan baik. Kelihatannya lucu, saya pikir tadi saya mendengar kamu mengucapkan Muhammad.”
“Saya Muhammad,” laki-laki itu mengulang kata-katanya lagi pada wanita tua itu. Wanita itu terpaku memandangi Rasulullah Saw. Tak berapa lama meluncur kata-kata dari mulutnya, “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya.“
Demikianlah Rasulullah Saw. Hanya dengan dua kata dari mulutnya yang mulia, serta dibekali dengan kerendahan hati, kesabaran, dan kewibawaan yang luar biasa, beliau sanggup mengubah hati seorang wanita tua yang sebelumnya sangat membencinya menjadi mencintainya hanya dalam waktu singkat.
Itulah gambaran agung sikap yang ditunjukkan oleh Muhammad Saw yang dengan akhlak beliau dapat mengantarkan seseorang mendapatkan hidayah. Dia disukai kawan atau lawan. Kelembutannya dapat melunakkan kebencian menjadi kecintaan teladan yang sangat luar biasa! Betapa agungnya pribadi beliau.