Pengobatan Oral dengan Sindenafil

Pengobatan Oral dengan Sindenafil - Obat-obat oral DE yang sudah tersedia di pasaran maupun yang masih dalam penelitian adalah inhibitor enzim phosphodiesterase (PDE) 5/sildenafil, apomorfin SL (sublingual), dan phentolamine. Pada makalah ini yang akan dibahas adalah mengenai penggunaan sildenafil. Sildenafil diakui oleh Food and Drug dengan keberhasilan sekitar 60 – 70% tergantung pada penyebab DE. Pada pasien diabetes, angka keberhasilan sekitar 50%. Terapi lain termasuk injeksi obat secara intrakavernosa dapat menjadi pilihan lain bagi penderita yang tidak berhasil dengan sildenafil. Walaupun obat oral sangat mudah penggunaannya, namun perlu diingat bahwa pemakaiannya perlu memperoleh pertimbangan dan pengawasan yang ketat. Karena obat oral pun dapat memberikan efek samping yang tidak terduga dan membahayakan. Oleh sebab itu maka pengawasan secara teratur masih tetap diperlukan, hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya adverse events yang mungkin saja terjadi selama penggunaan.
Pengobatan Oral dengan Sindenafil

Mekanisme kerja sidenafil

Sildenafil bukan merupakan zat perangsang dan juga tidak meningkatkan nafsu seksual, tetapi hanya bekerja bila ada stimulasi seksual/rangsangan erotik dengan demikian, sampai saat ini hanya ada satu macam obat oral yang patut disebut sebagai oral erotic agent. Sildenafil bekerja secara kompetitif menghambat enzim PDE 5, sehingga perombakan cGMP yang terbentuk dengan terlepasnya NO akibat stimulasi seksual akan terhambat. Dengan demikian akan terjadi relaksasi otot polos korpora kavernosa yang cukup lama untuk suatu ereksi yang memuaskan. Dengan dosis yang dianjurkan, sildenafil tidak akan berfungsi bila tidak ada rangsangan seksual.

Sildenafil bekerja selektif terhadap PDE5 dibandingkan terhadap PDE yang lain. Dengan demikian, efek utamanya adalah terhadap korpus kavernosus di penis, namun karena PDE5 juga terdapat pada pembuluh darah maka pengaruh sildenafil terhadap pembuluh darah juga tidak bisa diabaikan. Sildenafil hanya 10 kali lebih kuat untuk PDE 5 dibandingkan PDE 6 yang banyak terdapat di retina.

Biasanya sildenafil mulai bekerja satu jam setelah dikonsumsi dan ereksi akan terjadi sebagai respon bila terdapat stimulasi seksual. Dosis yang digunakan 25 – 100 mg dengan dosis maksimal 100mg dianjurkan hanya untuk penggunaan sekali sehari. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan kadar sildenafil plasma yaitu : umur 65 tahun, gangguan hati seperti sirosis, gangguan ginjal berat (kreatinin klirens < 30ml / menit), obat- obatan (eritromisin, ketokonazol, itrakonazol). Oleh karena itu, pada pasien di atas tersebut disarankan hanya diberikan dosis 25 mg bila memerlukan penggunaan sildenafil.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas John Hopkins, Baltimore, telah menemukan bahwa sildenafil mungkin merupakan pengobatan yang efektif untuk gastroparesis yang umumnya terjadi pada penderita diabetes. Telah didapatkan bahwa mekanisme kerja pengaturan NO pada pylorus sama dengan pada penis, tetapi penelitian mengenai hal ini belum dipatenkan oleh John Hopkins, karena memerlukan penelitian lebih lanjut.

Efek samping sildenafil

Sampai sekarang efek samping yang dilaporkan adalah efek yang berhubungan dengan kerja sildenafil sebagai penghambat dari PDE 5 di berbagai jaringan yaitu berupa:
  1. efek vasodilatasi : sakit kepala, flushing, rhinitis, dizziness, hipotensi dan hipotensi postural.
  2. efek pada saluran cerna : dispepsi dan rasa panas di epigastrium.
  3. efek gangguan visual : penglihatan berwarna hijau kebiru-biruan, silau, dan penglihatan kabur. Gejala ini berlangsung selama beberapa jam (1-5 jam) terutama terjadi pada dosis tinggi, karena itu para dokter mata menganjurkan dosis tidak melebihi 50 mg. Gangguan visus ini terjadi karena selektivitas sildenafil terhadap PDE 5 hanya berbeda 10 kali dibanding PDE 6 yang banyak terdapat di mata, oleh karena itu pengggunaan sildenafil pada pasien laki-laki yang menderita retinitis pigmentosa harus dipertimbangkan dengan berhati-hati.
  4. gangguan terhadap otot rangka seperti mialgia, terutama didapati pada multiple daily dose, tetapi belum diketahui mengapa efek ini timbul.
Terdapat laporan mengenai efek kardiovaskular seperti serangan jantung dan kematian mendadak, tetapi belum diketahui apakah hal tersebut berkaitan langsung dengan sildenafil, aktivitas seksual, penyakit yang menyertai pasien sebelumnya, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Aktivitas seksual pada pasien dengan penyakit jantung juga merupakan resiko potensial tersendiri. Aktivitas tersebut meningkatkan beban jantung, sehingga risiko infark miokard meningkat 2,5 kali pada dua jam setelahnya, disamping itu juga meningkatkan aritmia jantung. Studi yang dilakukan oleh Holter menyatakan bahwa 31 % laki-laki dengan penyakit jantung koroner mengalami iskemia selama koitus (7 persen gejala iskemia dan 24 persen silent iskemia). Pasien dengan terapi nitrat merupakan kontraindikasi untuk pemakaian sildenafil, karena diketahui bahwa sildenafil mempunyai efek potensiasi hipotensi dengan senyawa nitrat. Walaupun demikian pada pertemuan American Urological Association , dipresentasikan data yang menggambarkan keamanan penggunaan sildenafil dalam jangka waktu yang lama. Telah ditemukan bahwa insidens infark miokard yang dipantau dari 6.500 pasien yang berpartisipasi besarnya 0,84 per 100 pada kelompok sildenafil dibandingkan dengan 1,05 per 100 pada kelompok plasebo.

Shah dkk menyatakan, bahwa pengukuran serum testoteron dan prolaktin perlu dilakukan pada laki-laki dengan DE. Pada pria dengan defisiensi testoteron, maka terapi testoteron akan meningkatkan libido. Demikian pula pada pria dengan hiperprolaktinemia, ternyata pendekatan terapi dapat memperbaiki fungsi seksual. Oleh sebab itu maka dianjurkan untuk mengoreksi dahulu abnormalitas endokrin, sebelum menambahkan sildenafil bilamana diperlukan sebagai terapi inisial. Obat yang sering digunakan untuk mengatasi DE adalah Viagra Asli.

Kontraindikasi pemakaian sildenafil

Kontraindikasi absolut dari pemakaian sildenafil adalah pasien yang menggunakan semua bentuk nitrat. Preparat nitrat tidak boleh dikonsumsi selama 24 jam penggunaannya. Mild angina yang berulang terjadi setelah pemakaian sildenafil adalah kontraindikasi absolut lainnya, dan pasien sebaiknya disarankan untuk beralih pada preparat non nitrat anti ischemic heart disease seperti penghambat beta. Sama juga halnya jika unstable angina yang dijumpai pada pemakaian sildenafil, maka hanya obat penghambat beta , Ca channel blocker , narkotik, heparin, dan aspirin yang boleh digunakan. Kontraindikasi lainnya adalah pada pasien yang baru saja mengalami stroke atau infark miokardial, tekanan darah kurang dari 90/55 mmHg, volume darah yang rendah, penyakit degeneratif retina, gagal jantung, dan kondisi atau obat-obatan yang dapat menyebabkan waktu paruh sildenafil menjadi panjang.

Garbett mendapatkan suatu obat oral untuk DE yang bekerja mirip dengan sildenafil, yaitu IC 351, Tetapi IC 351 ini memiliki durasi aksi yang lebih lama dan tidak mempunyai efek samping seperti perubahan penglihatan warna dan gangguan kardiovaskular yang berarti seperti halnya pada sildenafil. Berdasarkan percobaan terhadap 600 pasien yang diberikan obat ini, tidak dijumpai komplikasi kardiovaskular yang serius. Indikasi  penggunaannya juga ditujukan untuk pasien diabetes, hipertensi, gangguan vaskular perifer, dan yang mengalami operasi daerah pelvis.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pengobatan Oral dengan Sindenafil